Minggu, 25 September 2011

Tujuan Dzikir

Dari uraian sebelumnya kita mengetahui ada 4 macam atau tingkatan dzikir, yaitu Dzikir Syari'at, Dzikir Thariqat, Dzikir Hakikat dan Dzikir Ma'rifat. Keempat nama dzikir ini memang tidak disebutkan secara eksplisit (tersurat) dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, namun secara implisit (tersirat) dapat kita temukan dari berbagai Ayat dan Hadits tentang dzikir.

Keempat macam Dzikir di atas memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan tingkatannya :
1. Dzikir Syari'at atau Dzikir Lisany
Tujuan Dzikir ini adalah untuk membiasakan lidah kita mengucapkan kalimat-kalimat yang baik (kalimah thoyyibah) sehingga terhindar dari maksiat lidah. Orang yang lidahnya banyak menyebut asma Alloh atau ayat-ayat-Nya akan mudah mengamalkan Sabda Rosululloh SAW :
"Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan Hari Akhir, dia harus bicara yang baik, atau kalau tidak bisa maka dia harus diam. "
Senada dengan Hadits ini adalah ayat yang artinya :
"Dan orang-orang yang berpaling dari hal-hal yang tidak berguna." (Q.S.23:3) Dan ayat :
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan / ucapan mereka selain ucapan orang yang menyuruh bersedekah, atau menyuruh berbuat kebaikan atau memperbaiki hubungan di antara sesama manusia."
Target akhir dari membiasakan dzikir Lisany ini adalah mampu mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illaLLOOH" pada akhir hayat kita yang hal ini merupakan tanda kesuksesan hidup kita di dunia, sebagaimana disebutkan dalam beberapa Hadits bahwa barangsiapa yang akhir hayatnya dapat mengucapkan kalimat Laa ilaaha illaLLOOH maka dijamin masuk Surga.
2. Dzikir Qolby
Tujuan Dzikir ini adalah untuk menanamkan rasa cinta di hati kita kepada Alloh SWT sampai betul-betul kita mencintai Dia lebih dari kecintaan kita kepada apa pun selain Dia. Apabila hati kita lebih banyak menyebut nama Alloh dari pada menyebut selain Alloh, hal ini menunjukkan cinta kita kepada Alloh lebih besar daripada cinta kepada selain Alloh.
Yang perlu kita ketahui dalam hal ini, bahwa mencintai Alloh lebih dari cinta kepada selain Dia hukumnya adalah WAJIB, sebagaimana disebutkan dalam Ayat berikut.
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Alloh sebagai tandingan-tandingan Alloh. Mereka mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana kecintaan mereka kepada Alloh. Sedangkan sifat orang-orang yang beriman: teramat sangat cinta mereka kepada Alloh." (Q.S.2: ).
Dalam Ayat yang lain dijelaskan secara lebih rinci :
"Katakanlah Hai Rosul kepada ummatmu : "Jika para orang tua kalian, anak-anak kalian, pasangan-pasangan kalian, saudara -saudara kalian, sanak keluarga kalian, harta-harta yang kalian usahakan, bisnis yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian senangi; semua itu lebih kalian cintai dari pada Alloh, dan Rosul-Nya dan berjuang di jalan-Nya; maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan siksaan-Nya. Dan Alloh tidak memberi hidayah kepada kaum yang fasik." (Q.S.9:24).

3. Dzikir Hakikat atau Dzikir Fikir
Tujuan Dzikir ini adalah untuk menghilangkan sekecil apa pun sifat Syirik (menduakan/menyekutukan Alloh) dari hati kita.
Syirik merupakan dosa tidak berampun sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Rosululloh SAW telah mengilustrasikan kehalusan syirik ini bagaikan semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di kegelapan malam yang hitam pekat; artinya teramat sulit terdeteksi keberadaannya. Dan Alloh sudah menyatakan secara teramat sangat jelas :
"Mayoritas orang-orang yang beriman, iman mereka bercampur syirik". (Q.S.12: ).
Maka jalan keluar agar kita memahami hakikat syirik untuk kemudian kita mengoptimalkan usaha agar terbebas dari Syirik sekecil apapun, kita harus rajin mempelajari makna-makna yang terkandung dalam tiap-tiap kalimah dzikir - terutama kalimat Laa ilaaha illaLLOOH - lalu makna-makna tersebut musti sering kita fikirkan dan kita renungkan ketika menjelang tidur malam dan dalam kehidupan kita sehari-hari.
4. Dzikir Ma'rifat atau Dzikir Ruh.

Tujuan Dzikir ini adalah menghayati adanya Alloh sebagai satu-satunya Wujud yang benar-benar ada, sekaligus meyakini ketiadaan wujud selain Alloh; karena segala sesuatu selain Alloh hanyalah berwujud bayangan yang berada di dalam Ilmu Alloh.
Untuk mencapai tingkatan dzikir ini tentu Anda membutuhkan bimbingan seorang Guru yang betul-betul mumpuni dalam Ilmu Syari'at, Thariqat, Hakikat maupun Ma'rifat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar